Piston merupakan salah satu komponen utama mesin yang
membentuk ruang bakar bersama – sama dengan blok silinder dan silinder head.
Piston adalah bagian mesin yang melakukan gerakan naik turun untuk melakukan
siklus kerja mesin. Serta piston yang akan meneruskan tenaga hasil pembakaran
ke bagian crankshaft pada mesin. Jadi dapat Anda lihat bahwa piston memiliki
fungsi yang penting dalam melakukan rangkaian siklus kerja mesin dan dalam
proses menghasilkan tenaga pembakaran.
Agar piston mampu melakukan kerjanya secara maksimal,
maka piston harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut:
1. Ringan.
Piston harus cukup ringan untuk mempermudah bagi mesin
dalam mencapai putaran tinggi. Jika piston terlalu berat , maka akan sulit bagi
mesin untuk bisa mencapai putaran tinggi. Sehingga akselerasi mesin mobil
menjadi sangat lambat..
2. Tahan terhadap tekanan dari ledakan karena hasil pembakaran.
Selain harus ringan, piston juga harus kuat dalam menahan
ledakan dan tekanan hasil pembakaran. Pada saat mesin melakukan langkah usaha ,
campuran antara bensin dan udara terbakar oleh percikan bunga api listrik dari
busi. Hasil dari pembakaran ini akan menimbulkan ledakan dan tekanan yang kuat
di dalam ruang bakar. Karenanya piston akan menerima ledakan dan tekanan dari
hasil pembakaran tersebut.
3. Tahan terhadap pemuaian.
Pembakaran antara campuran bensin dan udara dalam ruang
bakar akan menimbulkan panas. Hal ini dikarenakan suhu di daerah ruang bakar
akan naik dengan sangat tinggi akibat terjadinya pembakaran. Seperti telah Anda
ketahui, dengan naiknya suhu, maka karena sifat alaminya logam pasti akan
mengalami perubahan bentuk atau memuai. Pistonpun demikian. Karena terbuat dari
logam, walaupun logam khusus, pasti akan tetap mengalami pemuiaan yang tidak
sedikit.
Jika pemuaian yang dialami piston terjadi secara
berlebihan, maka akan membuat posisi piston terkunci ke dinding silinder blok.
Hal ini akan mengakibatkan piston berhenti bekerja naik turun dalam silinder.
Bila hal ini terjadi, maka bisa dikatakan mesin telah mati dengan berhentinya
pergerakan piston dalam silinder blok.
Fungsi dan cara kerja piston di dalam silinder mesin
Fungsi dari silinder adalah untuk mengubah volume dari
isi dari silinder. Perubahan volume bisa diakibatkan akibat dari piston
mendapatkan tekanan dari isi silinder dan atau sebaliknya piston yang bergerak
menekan isi silinder. Pada saat piston yang menerima tekanan dari fluida maka
piston akan mengubah tekanan tersebut menjadi gaya linear. Selain itu, fungsi
piston yang lain adalah membuka-tutup jalur aliran pembakaran mesin.
Dengan fungsinya tersebut, maka piston harus terpasang
dengan sangat rapat dalam silinder. Untuk meminimalisir jarak atara piston
dengan permukaan silinder, biasanya dipasanglah satu atau beberapa ring
(cincin) pada piston agar piston bisa
sangat rapat dengan silinder.
Pada silinder yang memiliki temperatur kerja menengah ke
atas, bahan ring dibuat dari logam, atau biasa disebut dengan ring piston
(piston ring). Sedangkan pada silinder yang bekerja dengan temperatur kerja
rendah, umumnya bahan ring terbuat dari material karet, yang biasa disebut
dengan ring sil (seal ring).
Agar dapat menghasilkan tenaga gerak, pada mesin bensin
diiakukan beberapan tahapan proses cara kerja piston sebagai berikut :
- Pengisapan campuran bensin dan udara ke dalam silinder,
hal ini terjadi ketika piston bergerak turun.
- Melakukan kompresi di dalam ruang bakar, hal ini
terjadi ketika piston bergerak naik.
- Di akhir proses kompresi ini dilakukanlah proses
penyalaan oleh busi, agar campuran bahan bakar dan udara tadi terbakar.
- Piston akan bergerak ke bawah karena terkena tekanan
dari ledakan bahan bakar di dalam silinder..
- Tahap terakhir, membuang gas sisa pembakaran keluar
dari silinder.